Kamis, 24 September 2009

perubahan sikap

kemaren waktu makan di sebuah restoran keluarga ala Amerika, kembali kesadaran saya terusik melihat betapa banyaknya orang yang meninggalkan sisa makanannya di atas meja. sisa2 nasi, tulang belulang ayam yang sudah - maaf - dihisap dan dikunyah dan dimuntahkan lagi, dilelerkan begitu saja di atas meja. setelah pelanggan tersebut pergi, baru akan datang pelayan yang kemudian memberisihkan semua sisa makanan tersebut, atas nama job description yang diberikan padanya. ah..meskipun dia memang digaji atas tugas yang dilakukan tersebut, rasanya kok agak seiditk kurang manusiawi ya, membiarkan mereka - yang notabene - sama2 manusia itu membereskan sisa makanan yang menjijikkan itu.
saya ingat waktu saya tinggal di Bali, saya lebih sering makan di restoran waralaba sejenis, mengingat beberapa tahun lalu, sulit sekali mencari makanan yang halal di sana. di restoran keluarga yang letaknya di dekat pantai kuta itu, rata-rata penikmatnya adalah bule-bule yang akan berenang ke ke pantai. saya memperhatikan bahwa setiap kali selesai makan, mereka akan membuang sendiri sisa makanannya ke tempat pembuangan sisa makanan yang disediakan di setiap gerai. hasilnya ciamik sekali. tempat makan tersebut tetap rapi dan bersih, serta petugas yang bekerja di sana senyumnya mengembang ramah senantiasa..mungkin karena mereka bahagia dengan tugas yang dilakukannya dan juga merasa lebih dihargai sebagai manusia.
ini sebenarnya adalah masalah kebiasaan. jika kita terbiasa menghargai setiap orang, terbiasa untuk memberikan sikap terbaik pada setiap manusia tanpa pandang bulu...maka mungkin sikap kita kan mengalami perbaikan dan pada akhirnya kita akan lebih berbahagia karena merasa telah berbuat baik pada orang lain.
tidak pernah akan ada perubahan, tanpa dilakukan dari diri kita sendiri, dimulai dari hal sekecil-kecilnya...dan kita harus memaulainya dari sekarang....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar